D6-K Knowledge Value Chain dalam Layanan Medis
D6-K (Dynamic Six – Knowledge Value Chain), yang dikembangkan oleh Mohamad Haitan Rachman, merupakan salah satu komponen inti dalam Negeri Framework Ecosystem. Dalam konteks EB2P Digital Health, D6-K menjadi kerangka yang menggambarkan bagaimana pengetahuan medis mengalir secara sistematis, mulai dari riset hingga memberikan nilai langsung kepada pasien. Kerangka ini memastikan bahwa pengetahuan tidak berhenti hanya sebagai laporan ilmiah atau prototipe teknologi, tetapi benar-benar menjadi manfaat nyata bagi layanan kesehatan dan masyarakat luas.
D6-K terdiri dari enam tahap: Discovery, Design, Development, Deployment, Diffusion, dan Delivery. Keenamnya bekerja sebagai rantai nilai yang saling terhubung, dinamis, dan terus berputar untuk menghasilkan inovasi kesehatan yang berkelanjutan.
1. Discovery — Menemukan Pengetahuan Medis Baru
Tahap pertama dari D6-K adalah Discovery, proses di mana pengetahuan baru ditemukan, digali, dan dibangun. Dalam dunia kesehatan, discovery adalah fondasi dari semua kemajuan klinis dan teknologi.
Aktivitas yang dominan dalam tahap ini meliputi:
-
Riset biomedis, seperti penelitian penyakit infeksi, kanker, atau metabolik.
-
Studi epidemiologi untuk memahami pola penyakit dalam populasi.
-
Inovasi teknologi kesehatan, mulai dari sensor medis hingga algoritma AI.
-
Observasi klinis, termasuk studi kasus, temuan lapangan, dan pengalaman dokter.
Peran strategis tahap Discovery:
Discovery mengungkap pola, hubungan, dan ide baru yang menjadi bahan bakar inovasi.
Tanpa discovery, tidak akan ada:
-
teknologi radiologi berbasis AI,
-
telemedicine modern,
-
biomarker digital,
-
maupun model prediksi klinis.
Discovery menciptakan sumber pengetahuan awal yang menjadi titik awal alur D6-K.
2. Design — Merancang Konsep Solusi Kesehatan
Setelah pengetahuan ditemukan, tahap berikutnya adalah Design. Pada tahap ini, pengetahuan mentah diolah menjadi konsep dan rancangan solusi yang dapat digunakan dalam sistem layanan kesehatan.
Proses utama dalam tahap Design meliputi:
-
Perancangan model AI kesehatan, seperti algoritma deteksi pneumonia atau prediksi risiko stroke.
-
Pemetaan alur klinis (clinical workflow mapping) agar teknologi bisa melebur dengan proses medis yang ada.
-
Desain sistem telemedicine, dari arsitektur server hingga pengalaman pengguna.
-
Penyusunan standar data, seperti penggunaan HL7/FHIR, SNOMED CT, dan ICD-11.
Tahap ini bertugas menyusun arsitektur pengetahuan, memastikan bahwa solusi yang dibangun:
-
terstruktur,
-
terintegrasi,
-
memenuhi standar klinis,
-
dan siap untuk diuji.
Design menjembatani pengetahuan abstrak dari tahap discovery menuju bentuk yang lebih praktis.
3. Development — Mengembangkan dan Memvalidasi Solusi
Pada tahap Development, ide dan desain mulai diwujudkan menjadi solusi nyata. Dalam sektor kesehatan, development tidak hanya mencakup aspek teknis, tetapi juga validasi klinis dan regulasi.
Proses utama tahap Development:
-
Pembangunan prototipe AI, seperti model klasifikasi citra radiologi.
-
Validasi klinis, untuk memastikan:
-
akurasi,
-
sensitivitas,
-
spesifisitas,
-
dan keamanan model.
-
-
Pengembangan aplikasi, mulai dari aplikasi dokter hingga aplikasi pasien.
-
Pengujian interoperabilitas, memastikan sistem dapat berkomunikasi dengan lab, farmasi, EHR, dan perangkat IoT.
Tahap Development memastikan bahwa solusi:
-
layak digunakan,
-
memenuhi standar kesehatan,
-
dan dapat berfungsi di ekosistem digital yang kompleks.
4. Deployment — Mengimplementasikan Solusi ke Sistem Nyata
Setelah solusi divalidasi, tahap berikutnya adalah Deployment, yaitu penerapan solusi ke dalam layanan nyata dan operasional sehari-hari.
Contoh aktivitas Deployment:
-
Implementasi sistem AI di departemen radiologi rumah sakit.
-
Peluncuran layanan telemedicine di fasilitas kesehatan.
-
Integrasi aplikasi pasien dengan laboratorium dan farmasi.
-
Penerapan sistem monitoring pasien berbasis sensor di rumah.
Peran strategis tahap Deployment:
Deployment mengubah pengetahuan dan teknologi menjadi praktik nyata.
Pada tahap ini, organisasi:
-
melatih tenaga kesehatan,
-
mengadaptasi SOP klinis,
-
menyesuaikan workflow,
-
memastikan keamanan data,
-
dan mengintegrasikan sistem dengan SATUSEHAT atau sistem nasional lainnya.
Deployment adalah tahap yang menentukan apakah inovasi benar-benar berdampak dalam kehidupan pasien.
5. Diffusion — Menyebarkan Pengetahuan dan Meningkatkan Adopsi
Inovasi hanya bernilai jika diadopsi secara luas. Karena itu, tahap Diffusion menjadi sangat penting dalam D6-K.
Aktivitas utama dalam Diffusion:
-
Pendidikan tenaga kesehatan, baik dokter, perawat, apoteker, hingga manajer.
-
Publikasi klinis, untuk menyebarkan hasil riset, data validasi, ataupun best practices.
-
Kolaborasi akademik, menyatukan kampus, industri, dan rumah sakit.
-
Workshop dan pelatihan intensif, memastikan kompetensi meningkat.
Diffusion berfungsi memperluas dampak pengetahuan sehingga tidak hanya digunakan oleh satu rumah sakit, tetapi menjadi praktik standar di berbagai fasilitas kesehatan.
6. Delivery — Memberikan Nilai Nyata kepada Pasien
Tahap terakhir D6-K adalah Delivery, yaitu ketika pengetahuan yang telah ditemukan, dirancang, dikembangkan, diterapkan, dan disebarkan benar-benar memberikan nilai nyata kepada pasien dan masyarakat.
Nilai yang dihasilkan dalam tahap Delivery:
-
Kesehatan meningkat, karena diagnosis lebih cepat dan terapi lebih tepat.
-
Diagnosis lebih akurat, berkat penggunaan AI dan integrasi data.
-
Akses merata, telemedicine menjangkau daerah terpencil.
-
Biaya lebih efisien, karena proses digital mengurangi duplikasi layanan.
-
Beban tenaga kesehatan berkurang, berkat otomatisasi dan decision support.
Delivery memastikan bahwa pengetahuan tidak berhenti di laboratorium, jurnal, atau aplikasi, tetapi benar-benar memberikan manfaat dalam kehidupan nyata.
Kesimpulan
D6-K adalah alur strategis yang memastikan pengetahuan medis terus bergerak, berevolusi, dan memberikan dampak. Dengan D6-K, inovasi digital health—termasuk telemedicine, AI klinis, dan IoT kesehatan—tidak terjebak dalam prototipe atau pilot project, tetapi mencapai tahap tertinggi: nilai nyata bagi pasien dan sistem kesehatan.
D6-K menjadikan EB2P sebagai ekosistem kesehatan yang hidup, belajar, dan terus berkembang.
